Analisa BEP (Titik Impas)
BEP adalah kepanjangan dari break even point, Nilai Titik Impas atau BEP adalah Nilai
suatu parameter atau variable yang menyebabkan dua atau lebih alternatif sama
baiknya, Apabila nantinya pengambil keputusan bisa mengestimasi besarnya nilai
aktual dari variabel yang bersangkutan, maka akan bisa ditentukan alternatif
mana yang paling baik, dimana Analisa BEP adalah salah satu analisa dalam
ekonomi teknik yang sangat popular digunakan. Analisa BEP adalah analisa ekonomi teknik dengan mengambil keputusan berdasarkan biaya produk komponen.
4 Fungsi dari Analisa BEP (Break Event Point) adalah sebagai berikut :
1. Menentukan nilai Rate Of Return di mana dua
alternatif proyek sama baiknya.
2. Menentukan tingkat produksi dari dua atau lebih
fasilitas produksi yang memiliki struktur biaya yang berbeda.
3. Melakukan analisa jual beli
4. Menentukan berapa waktu yang dibutuhkan agar
usaha yang dijalankan berada pada titik impas, yaitu biaya yang dikeluarkan
sama persis dengan pendapatan yang diperoleh.
Analisa titik impas pada permasalahan produksi biasanya
digunakan untuk menentukan tingkat produksi
yang bisa mengakibatkan perusahaan berada pada kondisi impas. Untuk
mendapatkan titik impas maka harus dicari fungsi-fungsi biaya maupun
pendapatannya pada saat kedua fungsi tersebut bertemu maka total biaya sama
dengan pendapatan. Dalam melakukan analisis titik impas, seringkali fungsi
biaya maupun fungsi pendapatan diasumsikan linier terhadap volume produksi. Ada
tiga komponen biaya yang dipertimbangkan dalam analisis ini, yaitu :
1. Biaya-biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya-biaya
yang besarnya tidak dipengaruhi volume produksi.. Beberapa yang termasuk biaya
tetap adalah biaya gedung, biaya tanah, biaya mesin dan peralatan, dan
sebagainya.
2. Biaya-biaya variabel (variabel cost) yaitu
biaya-biaya yang besarnya tergantung (biasanya secara linier) terhadap volume
produksi. Biaya yang tergolong biaya variabel diantaranya adalah biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung.
3. Biaya total (Total Cost) adalah jumlah dari
biaya-biaya tetap dan biaya-biaya variabel.
Karena ongkos total adalah jumlah dari ongkos-ongkos tetap
dan ongkos-ongkos variabel maka berlaku hubungan TC = FC + VC,
TC = FC + cX
Keterangan :
TC = ongkos total untuk membuat X produk
FC = ongkos tetap
VC = ongkos variabel untuk membuat X produk
c = ongkos variabel
untuk membuat satu produk
Dalam analisa titik impas (BEP)selalu diasumsikan bahwa
total pendapatan (total revenue) diperoleh dari penjualan semua produk yang
diproduksi. Bila harga satu buah produk adalah p maka harga X buah produk akan
menjadi total pendapatan, atau :
TR = pX, dimana :
TR = total pendapatan dari penjualan X buah produk
P = harga jual per
satuan produk
Titik impas akan diperoleh apabila total ongkos yang
terlibat persis sama dengan total pendapatan, atau : TR = TC atau pX = FC + cX
X = FC /p-c
Dimana X dalam hal ini adalah volume produksi yang
menyebabkan pada titik impas (BEP). Tentu saja perusahaan akan mendapat untung
apabila bisa berproduksi di atas X (melampaui titik impas), Hal ini bisa
dilihat pada gambar berikut :
Contoh Soal :
PT Srikandi Puspa merencanakan untuk sepeda untuk remaja,
Ongkos total untuk membuat 10.000 sabun per bulan adalah Rp 25 Juta dan ongkos
total untuk pembuatan 15.000 sabun perbulan 30 juta. Asumsikan biaya variabel
berhubungan secara proporsional dengan jumlah sepeda yang diproduksi.
Hitunglah :
Solusi
a.
Biaya variabel per unit adalah :
Sedangkan ongkos tetapnya bisa dihitung berdasarkan rumus TC
= FC + cX, untuk X = 10000 berlaku :
TC = FC + cX
25 juta = FC + 1000 (Rp/unit) x 10000 (unit)
FC = Rp 15 Juta
Atau, dengan X = 15.000 diperoleh
TC = FC +cX
30 juta = FC + 1000 (Rp/unit) x 15000 (unit)
FC = RP 15 Juta
b.
Bila p = Rp 6000 per unit maka jumlah yang harus
diproduksi per bulan agar mencapai titik impas adalah :
X = FC / (p-c) = 15 juta / (6000 – 1000) = 3000 unit per
bulan
Jadi, volume produksi sebesar 3000 unit per bulan
menyebabkan perusahaan berada pada titik impas.
c.
Bila X = 12.000 unit per bulan maka total
penjualan adalah TR = pX, TR = Rp 6000/unit x 12000 unit = Rp 72 juta/bulan, dan total ongkos yang
terjadi adalah
TC = FC + cX
=
Rp 15 Juta + Rp 1000/unit x 12000 unit
= Rp
27 juta per bulan
Jadi, perusahaan berada dalam kondisi untung karena dengan
memproduksi 12000 unit per bulan maka total penjualan akan lebih tinggi dari
total ongkosnya. Besarnya keuntungan adalah Rp 72 juta – Rp 27 juta = Rp 45
Juta per bulan
#Analisa titik impas (BEP) pada
pemilihan alternatif investasi
Pemilihan alternatif investasi seringkali akan mengakibatkan
keputusan yang berbeda apabila tingkat produksi atau tingkat utilitas
(kegunaan) dari investasi tersebut berbeda. Dalam pemilihan fasilitas produksi
misalnya, perusahaan akan cenderung membeli mesin-mesin atau fasilitas lain
yang harganya lebih murah (walaupun ongkos variabelnya lebih tinggi) bila
tingkat produksinya cukup tinggi maka perusahaan akan lebih baik membeli
fasilitas yang berteknologi tinggi yang ongkos investasinya lebih tinggi namun
ongkos variabelnya lebih rendah. Untuk mendapat keputusan yang baik dari
persoalan seperti ini, maka harus dicari suatu titik yang menyatakan tingkat
produksi alternatifA sama baiknya dengan Alternatif B, dan kapan alternative A
lebih baik dari alternatif B.
#Analisa titik impas pada keputusan Buat Beli
Keputusan untuk membeli atau membuat sebuah komponen atau
produk sering harus diahului dengan analisis titik impas dari kedua alternatif
tersebut. Secara normal, bila perusahaan membutuhkan produk atau komponen dalam
jumlah yang cukup besar maka akan lebih efisien bila perusahaan membuat sendiri
produk atau komponen tersebut Sebaliknya bila suatu komponen atau produk hanya
sedikit maka tidak akan ekonomis bila komponen atau produk tersebut dibuat
sendiri karena dengan membuat sendiri berarti perusahaan harus menanggung
biaya-biaya tetap yang cukup signifikan per tiap produk atau komponen yang
dibuatnya.
Contoh Soal Analisa BEP :
Supervisor PPIC diberikan tugas untuk melaksanakan analisa
jual beli pada 2 buah komponen yang
digunakan untuk melaksanakan inovasi pada produk-produk tertentu yang menjadi
andalan perusahaan. Setelah melakukan studi dan berhasil mengumpulkan data-data
teknis maupun ekonomis dari pembuatan kedua komponen diperoleh ringkasan
datanya sebagai berikut :
A
|
B
|
|
Biaya
Awal
|
Rp
200 juta
|
Rp
350 juta
|
Biaya
tenaga kerja/unit
|
Rp
2000
|
Rp
2500
|
Biaya
bahan baku/unit
|
Rp
3000
|
Rp
2500
|
Nilai
sisa
|
Rp
10 Juta
|
Rp
15 juta
|
Umur
fasilitas
|
8
tahun
|
7
tahun
|
Di samping itu masih
ada biaya-biaya overhead yang besarnya Rp 18 juta pertahun untuk komponen A dan
RP 15 juta pertahun untuk komponen B.
Disisi lain perusahaan juga mempertimbangkan tawaran dari
suatu perusahaan untuk membeli komponen A dan B masing-masing seharga Rp 10000
dan Rp 15000 per unit. Bila diasumsikan tidak ada biaya-biaya lain yang
terlibat dalam proses pembelian produk dan i=15% untuk analisis, tentukanlah:
a.
Pada kebutuhan berapa komponen per tahunkah
perusahaan sebaiknya membuat sendiri komponen tersebut ?
b.
Bila kebutuhan masing-masing komponen adalah
2000 unit per tahun, keputusan apakah yang harus diambil perusahaan berkaitan
dengan permasalahan tersebut ?
Asumsikan bahwa produksi komponen A independen terhadap
produksi komponen B dan tidak ada diskon untuk pembelian partai,
Solusi :
a.
Misalkan Xa adalah kebutuhan komponen A dalam
setahun dan Xb adalah kebutuhan komponen B dalam setahun
Untuk komponen A :
-
Biaya per tahun untuk alternatif A membeli
adalah kebutuhan per tahun dikalikan dengan harga per unit, yaitu:
UEAC beli = 10000 Xa
Biaya pertahun untuk alternatif membuat sendiri adalah :
EUAC buat = 200 juta (A/P,15%,5) + 18juta + (3000 + 2000) Xa – 10 juta
(A/F,15%,5)
= 200 juta (0,23097) + 5000 Xa – 10 juta (0,18097) + 18 juta
= 46,194 juta + 5000 Xa – 1,8097 + 18 juta
=
62,3843 juta + 5000 Xa
Untuk mencapai titik impas, alternatif membuat dan membeli
harus terpenuhi
EUAC beli = EUAC buat
10000 Xa = 62,3843 juta + 5000 XA
5000 XA = 62,3843 juta
Xa= 12477 komponen
Jadi, alternatif membuat akan sama ekonomisnya dengan
alternatif membeli komponen A pada kebutuhan sebesar
12477 komponen per tahun.
Untuk komponen B
- Biaya per tahun untuk alternative membeli adalah :
EUAC beli = 15000 Xa
Biaya per tahun untuk alternative membuat sendiri adalah :
EUAC buat = 350 juta (A/P, 15%,7) + (2500 + 2500)Xb – 15
juta (A/F,15%,7) + 15 juta
= 350 juta (0,24036) + 5000 Xb – 15 Juta (0,09036) + 15 juta
= 977706 juta + 5000 Xb
Kedua alternatif akan sama ekonomisnya apabila alternatif membeli atau membuat sendiri komponen B permintaan per tahunnya adalah 9777 komsumen
EUAC beli = EUAC buat
15000 Xb = 97,7706 juta + 5.000 Xb
Xb = 9777 konsumen
b.
Bila kebutuhan masing-masing komponen adalah
2000 unit per tahun maka perusahaan lebih baik membeli komponen A maupun
komponen B.
. untuk link download materinya di sini
Posting Komentar untuk "Analisa BEP (Titik Impas)"