Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Setiap Isim Dhomir itu Wajib Dimabnikan

Di dalam nadhoman kitab alfiyah ibnu malik, terdapat nadhoman yang menjelaskan tentang isim dhomir yang hukumnya wajib mabni ketika i'rob rofa', nashob dan jar, sebagaimana berikut wa kullu mudhmarin lahul binaa yajib wa lafdzu ma jurro kalafdzi ma nushib lirrof’I wan nasbi wa jarrina sholah ka’rif bina fa innana nilnal minakh wa alifun wal wawu wannuunu lima ghoba wa ghoirihi kaqooma wa’lama

وَكُلُّ مُضْمَرٍلَهُ الْبِنَايَجِبْ وَلَفْظُ مَاجُرَّ كَلَفْظِ مَانُصِبْ

Artinya : “Setiap isim dhomir itu wajib dimabnikan, sedang lafadznya isim dhomir yang jar itu sama dengan isim dhomir yang nashob

لِلرَّفْعِ وَالنَّصْبِ وَجَرِّنَاصَلَحْ كَاعْرِفْ بِنَافَإِنَّنَانِلْنَاالْمِنَخ 

Artinya : “Isim dhomir نَا itu digunakan untuk dhomir rofa’ nashob dan jer, seperti اِعْرِفْ بِنَا (Jar), فَإِنَّانَا (nashob), dan نِلْنَا الْمِنَح (rofa’)

وَاَلِفٌ وَالْوَاوُ وَالنُّونُ لِمَا غَابَ وَغَيْرِهِ كَقَامَاوَاعْلَمَا

Artinya : “Alif, wawu dan nun itu bisa digunakan untuk dhomir ghoib dan selainnya (mukhotob), seperti lafadz قَامَا dan وَاعْلَمَا."

Penjelasan Menurut Ustadz Hamdani As Sidani sebagai berikut : 

Nadhoman pertama wa kullu mudhmarin dan seterusnya tiap-tiap dhomir itu mabniy, sebab serupa dengan huruf dalam syibh wadh’I, karena kebanyakan dhomir itu terdiri dari dari satu huruf atau dua huruf, lafadz dhomir muttashil yang dijarkan itu sama dengan lafadznya dhomir muttashil yang dinashobkan. Seperti lafadz bika (بِكَ), innaka (اِنَّكَ), lahu (لَهُ), innahu (اِنَّهُ), bi (بِي), inni (اِنِّى) 

Nadhoman kedua lirrof’i wan nashbi wa jarrina dan seterusnya dhomir na itu dhomir yang serbaguna, bisa sebagai tempat rofa’, tempat jer dan tempat nashob, dengan bentuk na. (tetap maknanya dan tetap muttashil) seperti lafadz bina (بِنَا) di mahal (tempat) jer, innana (اِنَّنَا) di tempat nashob, dan lafadz nilna (نِلْنَا) di mahal (tempat) rofa’.  Dengan bait inni mushonnifun, memberi isyarat kepada para santri agar berjiwa seperti dhomir na, di tempat rofa’, nashob serta jar tetap na. begitulah santri. Berpangkat tinggi (rofa’) tetap santri, berpangkat sedang (nashob) tetap santri, berpangkat rendah (jer) tetap santri. 

Nadhoman ketiga wa alifun wal wawu dan seterusnya Dhomir alif tasniyah, dhomir wawu jamak dan dhomir nun jamak niswah itu ada yang dilalui ghoibah, contoh : قَامَا، قَامُوْا، قُمْنَ, da nada yang dilalui ghoibah, contoh اِعْلَمَا، اِعْلَمُوْا، اِعْلَمْنَ, tidak ada yang dilalui takallam.

Jadi sesuai penjelasan nadhoman di atas bahwa dhomir ketika I’rob hukumnya mabni, yakni tetap tidak ada perubahan, baik ketika I’rob rofa, nashob dan jar. Contoh dhomir نَا sebagai berikut

  1. I’rob Jar بِنَا artinya dengan kita, dhomir na tetap berharokat fathah, tidak bisa berubah menjadi binii karena dhomir ketika I’rob hukumnya mabni (tetap)
  2. I’rob Nashob اِنَّنَا artinya sesungguhnya kita
  3. I’rob Rofa’ نِلْنَا artinya kita memperoleh, dhomir na tetap berharokat fathah, tidak bisa berubah menjadi nilnu karena dhomir ketika I’rob hukumnya mabni (tetap)

Adapun huruf wawu, huruf alif, dan huruf nun bisa menunjukkan kata ganti orang lain seperti 

  1. قَامَا artinya telah berdiri mereka berdua.
  2. اِعْلَمَا artinya telah mengetahui mereka berdua
  3. قَامُوْا artinya telah berdiri mereka laki-laki
  4. اِعْلَمُوْا artinya ketahuilah kalian semua
  5. قُمْنَ artinya telah berdiri mereka perempuan
  6. اِعْلَمْنَ artinya ketahuilah kalian semua perempuan

Posting Komentar untuk "Setiap Isim Dhomir itu Wajib Dimabnikan"

ِِِArtikel Pilihan:



Contoh Soal Simple Past Pilihan Ganda dan Jawabannya

close