Contoh Manajemen Permintaan di UMKM Roti

Manajemen permintaan adalah salah satu materi yang diajarkan pada perkuliahan PPIC< memahami Manajemen Permintaan di dalam suatu perusahaan dengan baik akan memudahkan anda di dalam mempelajari PPIC, berikut contoh manajemen permintaan di UMKM Roti. Adapun kami mengambil contoh UMKM Roti supaya memudahkan saudara di dalam mempelajarinya.

Contoh Manajemen Permintaan di UMKM Roti

UMKM Roti akan sering kita temui di dalam dunia usaha sehari-hari, umkm roti merupakan usaha berskala rumahan yang bisa dijalankan dengan sambilan dan menghasilkan penghasilan lumayan, apalagi apabila roti yang dibuat sangat enak, akan membuat orang yang memesan ketagihan dan ingin memesan kembali .

Karena UMKM mayoritas adalah usaha skala rumahan, maka biasanya keberlangsungan usaha berskala rumahan mudah mendapat gangguan, semisal pesanan yang tidak menentu, kesulitan mengelola pesanan dalam skala besar, dan kesulitan di dalam mengatur keuangan.  Seringkali ketika kita melaksanakan penyuluhan, kita akan menemukan bahwa pengaturan keuangan di umkm rata-rata masih bercampur dengan keuangan pribadi keluarga, sehingga hasil penjualan sulit untuk digunakan untuk mengembangkan usahanya,

Maka dari itu, UMKM Roti perlu untuk melakukan manajemen permintaan yang baik supaya usaha yang dilakukan berkembang lebih baik lagi, salah satunya dengan melakukan manajemen permintaan yang baik. Contoh yang dapat dilakukan sebagai berikut

UMKM Roti Strawberry memproduksi roti jenis bolu gulung yang sangat nikmat, UMKM Roti ini kesulitan di dalam mengembangkan usahanya, setelah beberapa minggu akhirnya datang penyuluh perindustrian yang mengidentifikasi permasalah usaha yang dihadapinya. Kemudian penyuluh perindustrian melakukan perbaikan dari sisi manajemen permintaannya, yakni dengan menyarankan beberapa hal berikut ini 

1. UMKM Roti strawberry harus mencatat secara detail kebutuhan belanja bahan baku selama sebulan
2. UMKM Roti Strawberry harus mencatat secara detail permintaan atau pesanan yang datang selama sebulan
3. UMKM Roti Strawberry harus melakukan metode peramalan untuk memperkirakan kondisi di masa mendatang
4. Hasil Daripada metode peramalan harus dievaluasi dan diterapkan di dalam perusahaan UMKM Roti Strawberry
5. UMKM Roti Strawberry harus melakukan perbaikan secara terus menerus untuk kepuasan pelanggan

Akhirnya UMKM Roti Strawberry mulai menjalankan saran masukan yang diberikan oleh Penyuluh perindustrian, yakni dengan mencatat secara detail kebutuhan bahan baku untuk membuat roti setiap bulan. Sebagaimana terlampir pada tabel di bawah 

Kebutuhan Material UMKM Roti Strawberry untuk 20 Roti Strawberry

Tabel 1.0. Kebutuhan Material UMKM Roti Strawberry

Kebutuhan bahan baku tersebut untuk membuat 20 roti strawberry harus sesuai dengan resep yang ada, apabila terdapat kekurangan di dalam bahan baku maka bisa menyebabkan rasa roti yang diproduksi tidak seenak roti yang ada. Kebutuhan bahan baku roti adalah contoh dependent demand. Yakni kebutuhan yang tergantung atas besarnya pesanan roti yang diterima, semakin besar pesanan roti maka semakin besar pula kebutuhan bahan baku roti, sedangkan semakin kecil pesanan roti semakin sedikit pula bahan yang digunakan untuk membuat roti.

Adapun data permintaan UMKM Roti yang diperoleh mulai dari bulan januari sampai bulan Agustus 2021 tertulis di bawah ini 

Dengan data permintaan tersebut maka penyuluh perindustrian melakukan perhitungan peramalan dengan menggunakan metode analisis trendline, dimana hasil peramalan digunakan untuk memperkirakan permintaan yang akan diterima oleh UMKM Roti di bulan September oktober dan November 2021. Sebagaimana tertera dalam tabel di bawah

Dari hasil perhitungan di atas diketahui bahwa permintaan di bulan September dan oktober diperkirakan 55 roti dan bulan oktober 58 roti, dengan jumlah perkiraan tersebut maka bisa disediakan kebutuhan untuk roti September dan oktober sejumlah roti yang di rencanakan.  Dengan metode perkiraan juga memudahkan anda di dalam melakukan kegiatan produksi selanjutnya, sangat berbeda apabila di dalam merencanakan kebutuhan tanpa melakukan perhitungan dengan peramalan.   

Berbagi :