Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Penjelasan Mubtada' Khobar di Alfiyah

Di dalam kitab alfiyah ibnu malik, terdapat nadhoman yang menjelaskan tentang mubtada’ dan khobar pada lafadz zaidun a'adzirun. sebagaimana nadhoman berikut Mubtadaun zaidun wa a’adzirun khobar in qulta zaidun ‘aadzirun mani’tadzar wa awwalun mubtada wa tstsaniy fa’ilun aghnaa fi asarin daani wa qis wa kastifhaamin nafyu wa qod yajuuzu nahwu faaizun uuluur rosyadi 

مُبْتَدَأٌ زَيْدٌ وَعَاذِرٌ خبَرْ اِنْ قُلْتَ زَيْدٌ عَاذِرٌ منِ اعْتَذَرْ

Artinya ; Contoh Mubtada’ yaitu seperti  lafadz  زيد , dan contoh Khobar seperti  lafazh عاذر , apabila kamu mengatakan kalimat :(زيد عاذر من اعتذر.) “Zaid adalah seorang pemaaf bagi orang yang meminta maaf”

وَاَوَّلٌ مُبْتَدأٌ وَالثَّانِى فَاعِلٌ اَغْنَى فِى اَسَارٍ دَانِ

Artinya :  yang pertama sebagai  Mubtada’, dan yang kedua sebagai  Fa’il yang dapat mencukupi  ( Khobar), seperti  contoh kalimat: أ سار ذان “apakah mereka berdua melakukan perjalanan ?

وَقِسْ وَكَاسْتِفْهَامِ النَّفْيُ وَقَدْ يَجُوْزُ نَحْوُ فَائِزٌ اُولُوا الرَّشَدِ

Artinya : Dan kiasilah olehmu ! seperti Mubtada setelah Istifham itu adalah Nafi, dan terkadang boleh juga menjadikan isim sifat sebagai Mubtada seperti contoh lafadz : (فَائِزٌ أولُو الرَّشَدْ) yang artinya: Yang menang adalah yang memiliki petunjuk 

Penjelasan menurut Ustadz Hamdani As Sidani sebagai berikut apabila kamu berkata zaidun ‘aadzirun maka lafadz zaidun menjadi mubtada’ dan lafadz ‘adzirun menjadi khobar, mubtada’ adalah isim yang dirofa’kan oleh amil ma’nawi ibtida’, dan khobar itu harus cocok dalam dilalui mufrod. Tasniyah, jamak dan di dalam dilalui mudzakkar dan mu’annats

Dimana ada mubtada’ itu pasti butuh khobar, tetapi ada mubtada’ yang tidak butuh kepada khobar. Cukup dengan fa’il yang berada di setelah mubtada’. Demikian ini terdapat di dalam alfadz asarin dzani. Yaitu bila mubtada’ berupa isim sifat, yang berada setelah istifham. Lafadz saarin menjadi mubtada’  lafadz dzani menjadi fa’il bagi lafadz saarin.

Dimana ada isim sifat yang terletak setelah istifham tersebut dan isim sifat tersebut merupakan isim dhohir atau dhomir bariz, maka hukumnya sama dengan lafadz asaari dzaani. Contoh : maa madzruubuz zaidaani, مَا مَضْرُوبُ الزَّيْدَانِ , هَلْ ضَارِبُ الْعَمْرَانِ . 

Nafiy itu sama dengan istifham, artinya bila ada isim sifat menjadi mubtada’ cukup merupakan fa’il, yang menempati tempatnya khobar. Yang isim sifat tersebut tidak I’timad. Terletak setelah istifham itu nafiy, tetapi demikia itu dianggap sedikit. Maka bagi sesame lafadz Faaizun ulur rosydi ini menurut pendapat ulama’ basroh harus khobar muqoddam mubtada’ muakhor

Posting Komentar untuk "Penjelasan Mubtada' Khobar di Alfiyah"

ِِِArtikel Pilihan:



Contoh Soal Simple Past Pilihan Ganda dan Jawabannya

close