Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Laita dan La'alla Dengan Nun Wiqoyah

 Di dalam kitab alfiyah ibnu malik, terdapat nadhoman yang menjelaskan tentang laita dan la’alla dengan nun wiqoyah. sebagaimana nadhoman berikut wa laitani fasyaa walaiti nadaroo wa ma’ la’alla’kisy wa kun mukhoyyaro, fil baqiyati wadhtiroron khoffafa minni wa’annii ba’dhu man qod salafa

وَلَيْتَنِى فَشَاوَلَيْتِى نَدَرَا وَمَعْ لَعَلَّ اعْكِسْ وَكُنْ مُخَيَّرَا

Artinya :dan mengucapkan lafadz laitani (dengan menetapkan nun wiqoyah) itu hukumnya masyhur, dan lafadz laity dengan membuang nun wiqoyah itu hukumnya nadzar jarang terjadi, dan bersama dengan la’alla kembalilah hukum yang ada pada laita, yaitu diucapkan la’alla masyhur, la’alli jarang.

فِى الْبَاقِيَاتِ وَاضْطِرَارًاخَفَّفَا مِنِّى وَعَنِّى بَعْضُ مَنْ قَدْ سَلَفَا

Artinya : dan pilihlah (dengan memasang nun wiqoyah atau membuangnya) di dalamnya selainnya laita, la’alla, (Seperti kaanna, inna, anna dan lakinna) dan di dalam keadaan darurat sebagian ulama’ salaf membaca tahfif (membuang nun wiqoyah) di dalam lafadz minni dan ‘anni.

Penjelasan Menurut Ustadz Hamdani As Sidani sebagai berikut : 

Apabila ada lafadz laita ditemukan ya’ mutakallim, itu yang banyak diucapkan memakai nun wiqoyah “laitani” juga ada yang tidak memakai nun wiqoyah, laity tetapi sedikit seperti kata zaidul khoiri. 

كَمُنْيَةِجَابِرٍ اِذْقَالَ لَتْتِى اُصَادِفُهُ وَاُتْلِفُ جُلَّ مَالِىْ

Artinya : Mazid (lelaki bani Asad) berharap bisa bertemu Zaid seperti berharapnya Jabir (lelaki dari Ghotofan) ketika berkata : semoga aku bisa bertemu Zaid, dan menghabiskan banyak hartaku atas kematiannya.

Lafadz la’alla itu kebalikan lafadz lafadz laita, apabila ditemui ya’ mutakallim. Yang banyak berlaku tidak memakai nun wiqoyah, seperti firman Allah ta’ala di dalam al qur’an ‘la’alli ablughul asbab, juga ada yang memakai nun wiqoyah tetapi sedikit, seperti kata syair 

فَقُلتُ اَعِيْرَانِى  القَدُومَ لَعَلَّنِى أُصَادِفُهُ وَأتْلِفُ جُلَّ مَالِي

Artinya : Saya berkata : Pinjamkanlah padaku sebuah kapak, semoga aku bisa mengukir sebuah rangka untuk pedang yang tajam dan mengkilat

Nadhoman yang kedua fil baqiyati dan seterusnya, adapun kawan-kawan la’alla laita inna anna kaanna lakinna اِنَّ اَنَّ كَاَنَّ لَكِنَّ, itu apabila ditemui ya’ mutakallim itu boleh wajah dua, memakai nun wiqoyah atau tidak, maka boleh dibaca inni, inaaniy, anni, annani, ka anni, ka annani, lakinniy, lakinnani, 

Huruf jar min dan ‘an yang ditemui ya’ mutakallim boleh dibaca takhfif, tidak memakai nun wiqoyah, apabila darurat syair, seperti kata syair

اَيُّهَا السَّائِلُ عَنْهُمُ وَعَنِى لَسْتُ مِنْ قَيْسٍ وَلَاقَيْسُ مِنِّى   

Artinya : “Wahai orang yang bertanya tentang kaum dan diriku, aku bukan dari golongan kabilah Qois, dan kabilah Qois bukan dari golonganku.

Posting Komentar untuk "Laita dan La'alla Dengan Nun Wiqoyah"

ِِِArtikel Pilihan:



Contoh Soal Simple Past Pilihan Ganda dan Jawabannya

close