Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perbedaan La'alla dan Laita di bahasa Arab

Berikut adalah daftar materi bahasa Arab di Website khoiri.com, apabila saudara ingin berpindah dari satu materi ke materi yang lain, misal setelah mempelajari fi'il madhi ingin membaca tentang jamak taksir atau mubtada khobar, maka anda bisa memilihnya pada menu dropdown di bawah, semoga bermanfaat.

La'alla dan laita di dalam bahasa arab sama-sama berfungsi sebagai kata hubung (harfun) untuk mengungkapkan harapan atau keinginan. La'alla dan laita juga termasuk di dalam inna wa akhowatuha (inna dan saudaranya) yang berfungsi untuk menashobkan mubtada' dan merofa'kan khobar. Walaupun terdapat beberapa persamaan di antara la'alla dan laita, namun terdapat perbedaan signifikan di dalam penggunaannya di dalam kalimat bahasa Arab. sebagaimana tertulis dalam pengertian dan contoh la'alla dan laita di dalam bahasa Arab di bawah ini.

Apa itu La'alla?

La'alla adalah kata hubung (harfun) yang bisa menashobkan subjek (mubtada') dan termasuk dari inna wa akhowatuha. harfun la'alla di dalam kitab imrithi tertulis dalam nadhomanwa litarojjin wa tawaqqu'in la'al kaqoulihim la'alla mahbuubi washol.

وَلِتَرَجٍّ وَتَوَقُّعٍ لَعَلْ  كَقَوْلِهِمْ لَعَلَّ مَحْبُوبِي وَصَلْ

Artinya " la'alla bermakna tarojji (semoga) dan tawaqqu' (seandainya) seperti ucapan mereka la'alla mahbuubi washol (semoga kekasihku datang)."

Pengertian La'alla menurut kitab imrithi, La'alla adalah tarojji (Semoga) dan tawaqqu'(seandainya), menurut Ibnu Aqil Pengertian tarojji adalah mengharapkan perkara yang disenangi seperti tertulis dalam nadhoman imrithi semoga kekasihku datang, semoga ayahku pulang, semoga orang tuaku sehat. maka dalam menulis kalimat tersebut di bahasa Arab dengan menggunakan harfun la'alla. Sedangkan Pengertian tawaqqu' adalah mengharapkan perkara yang dibenci. seperti kalimat seandainya mereka kalah dalam pertandingan tersebut, seandainya abu jahal mati. seandainya penjajah kalah, maka dalam menulis kalimat tersebut dalam bahasa Arab menggunakan harfun la'alla.

2 fungsi la'alla
Gambar 1.0, fungsi la'alla

Berikut contoh penggunaan la'alla dalam kalimat bahasa Arab

1.   لَا تَدۡرِىۡ لَعَلَّ اللّٰهَ يُحۡدِثُ بَعۡدَ ذٰ لِكَ اَمۡرًا ,,, QS. At Tholaq Ayat 1 , Artinya "Kamu tidak mengetahui barangkali setelah itu Allah mengadakan suatu ketentuan yang baru."

2.  لَعَلَّ زَيْدًا فَوْزٌ (semoga zaid menang) Lafadz zaidan diberi harokat fathah karena ada harfun la'alla yang menashobkan mubtada' dan fauzun dibaca dhommah karena menjadi khobar

3.. لَعَلَّ غَدًا مَطَرٌ (Semoga besok hujan) Lafadz ghodan diberi harokat fathah tain karena ada harfun la'alla yang menashobkan mubtada' dan mathoorun dibaca dhommah karena menjadi khobar

4. لَعَلَّ زَيدًا هَالِكٌ (Seandainya Zaid Mati) Contoh ke 4 adalah tentang penggunan la'alla yang berfungsi untuk tawaqqu',yakni mengharapkan perkara yang dibeci terjadi.

Dari contoh yang tertulis di atas bisa difahami bahwa harfun la'alla bisa berfungsi untuk mengharapkan sesuatu yang baik bisa terjadi di masa depan (tarojji) dan berfungis untuk mengharapkan perkara yang dibenci terjadi kepada seseorang di masa mendatang (tawaqqu').

Apa itu laita?

Laita adalah kata hubung (harfun) yang bisa menashobkan subjek (mubtada') dan termasuk dari inna wa akhowatuha. harfun laita di dalam kitab imrithi tertulis dalam nadhoman wa akkidul ma'naa biinna anna wa laita min alfaadhi man tamanna :

وَأَكَّدُوا الْمَعْنَى بِإِنَّ أَنَّا وَلَيْتَ مِنْ أَلْفَاظِ مَنْ تَمَنَّى

artinya :"Taukidilah pada makna dengan menggunakan inna, anna sedang lafadh laita itu bermakna tamanni (Seandainya)"

Pengertian Laita menurut kitab imrithi, Laita adalah tamanni (Seandainya), menurut Ibnu Aqil pengertian tamanni adalah mengharap perkara yang tidak mungkin terjadi atau yang sulit diwujudkan. Jadi apabila saudara menginginkan sesuatu yang tidak bisa diwujudkan, anda bisa menggunakan harfun laita. sebagaimana contoh di bawah :

وَيَقُوۡلُ الۡـكٰفِرُ يٰلَيۡتَنِىۡ كُنۡتُ تُرٰبًا,,, QS. An-Naba' ayat 40 Artinya :dan orang kafir berkata, "Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah."

يَقُوۡلُ يٰلَيۡتَنِىۡ قَدَّمۡتُ لِحَـيَاتِ . QS. Al Fajr ayat 24 Artinya : Dia berkata, "Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini."

لَيْتَ الشَّبَابَ يَعُوْدُ يَوْمًا (Seandainya masa muda kembali hari ini) Lafadz Syabaaban diberi harokat fathah karena ada harfun anna yang menashobkan mubtada' dan mathoorun dibaca dhommah karena merupakan fi'il mudhori' yang menjadi penjelas mubtada'.

3 contoh di atas penulis berikan garis bawah untuk memudahkan membaca penggunaan laita dalam bahasa arab. contoh pertama dan kedua merupakan firman Allah dalam Al Qur'an yang mengabarkan kepada kita tentang penyesalan orang kafir dalam hidupnya dan ketika dia mati dan mendapatkan siksa dari Allah dia mengucapkan ya laitani kuntu turooba. (Alangkah baiknya sendainya dahulu aku jadi tanah.) suatu pengandaian yang tidak mungkin terjadi karena orang tersebut telah menjalani kehidupan dan saatnya mendapatkan balasan dari tuhannya.

Perbedaan La'alla dan Laita di dalam bahasa Arab

Perbedaan la'alla dan laita
Gambar 1.1. Perbedaan la'alla dan laita

Dari pengertian dan contoh pengunaan harfun la'alla dan laita di atas, saudara bisa memahami tentang perbedaan la'alla dan laita di dalam bahasa arab. dimana laita adalah kata hubung untuk menyatakan harapan tentang sesuatu perkara yang tidak mungkin terjadi dan dan tidak mungkin diwujudkan, sedangkan la'alla adalah kata hubung untuk menyatakan harapan yang bisa terjadi. jadi perbedaannya apabila laita untuk hal atau perkara yang tidak mungkin terjadi sedangkan la'alla untuk hal atau perkara yang bisa terjadi  

Posting Komentar untuk " Perbedaan La'alla dan Laita di bahasa Arab"

ِِِArtikel Pilihan:



Contoh Soal Simple Past Pilihan Ganda dan Jawabannya

close